Pramono menyatakan, inovasi ambulans listrik ini merupakan langkah strategis pemprov dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk mendukung layanan kesehatan darurat di Ibu Kota.
“Ambulans listrik ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam memperkuat pelayanan medis. Kami menyambut baik inovasi ini sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan sekaligus menjaga lingkungan,” ujar Pramono.
Menurut Pramono, Dinas Kesehatan DKI yang mengelola ambulans melalui UPT Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D), saat ini telah mengoperasikan 96 unit ambulans advance.
Dia menyebut, penambahan ambulans listrik menjadi unit ke-97, menandai era baru dalam penggunaan kendaraan dinas yang lebih ramah lingkungan.
“Harapan kami, ambulans ini dapat dirawat dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika berhasil, model ini bisa dikembangkan lebih luas sebagai bagian dari upaya Jakarta menjadi kota yang berkelanjutan dan berketahanan iklim,” kata Pramono.
Sementara itu, Ketua Yayasan LINE, Mochammad Bihar, menegaskan ambulans listrik ini bukan sekadar bantuan alat kesehatan, tetapi simbol komitmen bersama untuk transisi energi bersih di sektor kesehatan.
“Ambulans listrik ini mampu menempuh jarak hingga 300 kilometer dalam sekali pengisian, dengan waktu charging yang efisien. Ini membuktikan bahwa teknologi hijau bisa diintegrasikan dalam pelayanan medis yang kritis,” kata Bihar.
Dia juga berharap keberadaan ambulans listrik ini dapat menjadi kontribusi positif bagi masyarakat Jakarta dan mendorong sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun layanan publik yang inovatif dan berkelanjutan.
“Kolaborasi adalah kunci kemajuan. Bersama, kita bisa membangun sistem pelayanan publik yang kuat, inovatif, dan ramah lingkungan,” tandasnya.